Puluhan ribu orang menerjang suhu beku untuk menikmati memancing es di danau beku di sebuah kota kecil bernama Inje, yang terletak di salah satu pegunungan yang paling indah di Korea Selatan, kata para pejabat Kamis.
Para wisatawan duduk berjongkok di sekitar lubang es yang tersebar di area seluas 100.000 meter persegi untuk memancing ikan es di Danau Soyang besar, yang merupakan hidangan populer di kalangan warga Korea Selatan.
Para pemancing dan penonton makan mentah ikan es dengan cara mencelupkan ke dalam pasta cabai merah dan cuka, setelah berhasil memancing ikan itu keluar dari lubang es dengan diameter sekitar 20-sentimeter. Banyak pengunjung yang terlihat makan ikan ini dengan cara digoreng, di danau yang tertutup salju ini , tempat ini berjarak 165 kilometer arah timur dari kota Seoul.
“Saya datang ke sini untuk menangkap dan memakan ikan es dengan saudara saya,” kata Kim Sang-wan, 34, seorang pengusaha wiraswasta yang datang bersama anak-anaknya untuk bermain seluncur es di dekat lokasi memancing.
Para wisatawan juga dapat berpartisipasi dalam olahraga musim dingin seperti sepak bola es, seluncuran, balapan kereta luncur es, serta pengalaman cuaca di Antartika dalam ruangan simulasi, menangkap dan memasak ikan dari akuarium besar, kata penyelenggara.
Memancing diatas es telah mengubah Inje, salah satu kabupaten yang telah lama berhubungan dengan militer, menjadi salah satu tempat yang harus dikunjungi di Korea Selatan untuk wisatawan asing dalam beberapa tahun terakhir.
Inje adalah rumah bagi puluhan pangkalan militer yang terletak tepat di sebelah selatan Zona Demiliterisasi yang membagi Semenanjung Korea. Korea Utara dan Selatan secara teknis masih dalam keadaan perang, sejak Perang Korea 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian.
Darren Hassett, seorang Irlandia yang mengajar bahasa Inggris di Desa Inje mengatakan festival ini adalah pengalaman luar biasa dengan banyak kegiatan yang menyenangkan, termasuk sepak bola es – olahraga yang ia belum pernah dengar sebelumnya.
“Saya pernah makan ikan hidup sebelum. jadi saya mengambil ikan dengan sumpit, lalu saya menutup mata dan memasukan ikan itu ke mulutku. Rasanya sungguh luar biasa,” katanya. “Pengalaman saya dari Festival Es Inje sungguh luar biasa dan merupakan acara kebudayaan yang mengagumkan.”
Sekitar 170.000 turis datang ke Inje untuk memancing es selama akhir pekan lalu dan sekitar 10.000 orang mengunjungi tempat itu setiap hari, kata Gilbert Kim, juru bicara kabupaten Inje yang mensponsori festival musim dingin.
Dia juga mengatakan sekitar dua lusin diplomat asing bersama anggota keluarganya datang dari Seoul, serta lebih dari 2.400 wisatawan, terutama dari Hong Kong, Taiwan, Thailand dan Singapura, datang ke daerah ini untuk memancing diatas es.
Kabupaten Inje mengharapkan bahwa jumlah pengunjung bisa mencapai 700.000 ketika festival sembilan hari berakhir pada hari Minggu, kata Kim.
“Festival ini dapat merevitalisasi perekonomian di kabupaten itu karena diperkirakan menghasilkan lebih dari 12 miliar won (US $ 10 juta) untuk sebuah kabupaten dengan anggaran tahunan sebesar 260 miliar won,” kata Kim.
Inje juga merupakan daerah asal kuil Baekdam di Gunung Seorak di mana mantan Presiden Chun Doo-hwan dan istrinya tinggal selama lebih dari dua tahun di pengasingan di akhir 1980-an. Masa Kepresidenannya ternoda oleh tindakan kekerasan berdarah terhadap pemberontakan pro demokrasi pada tahun 1980an.
Para wisatawan duduk berjongkok di sekitar lubang es yang tersebar di area seluas 100.000 meter persegi untuk memancing ikan es di Danau Soyang besar, yang merupakan hidangan populer di kalangan warga Korea Selatan.
Para pemancing dan penonton makan mentah ikan es dengan cara mencelupkan ke dalam pasta cabai merah dan cuka, setelah berhasil memancing ikan itu keluar dari lubang es dengan diameter sekitar 20-sentimeter. Banyak pengunjung yang terlihat makan ikan ini dengan cara digoreng, di danau yang tertutup salju ini , tempat ini berjarak 165 kilometer arah timur dari kota Seoul.
“Saya datang ke sini untuk menangkap dan memakan ikan es dengan saudara saya,” kata Kim Sang-wan, 34, seorang pengusaha wiraswasta yang datang bersama anak-anaknya untuk bermain seluncur es di dekat lokasi memancing.
Para wisatawan juga dapat berpartisipasi dalam olahraga musim dingin seperti sepak bola es, seluncuran, balapan kereta luncur es, serta pengalaman cuaca di Antartika dalam ruangan simulasi, menangkap dan memasak ikan dari akuarium besar, kata penyelenggara.
Memancing diatas es telah mengubah Inje, salah satu kabupaten yang telah lama berhubungan dengan militer, menjadi salah satu tempat yang harus dikunjungi di Korea Selatan untuk wisatawan asing dalam beberapa tahun terakhir.
Inje adalah rumah bagi puluhan pangkalan militer yang terletak tepat di sebelah selatan Zona Demiliterisasi yang membagi Semenanjung Korea. Korea Utara dan Selatan secara teknis masih dalam keadaan perang, sejak Perang Korea 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian.
Darren Hassett, seorang Irlandia yang mengajar bahasa Inggris di Desa Inje mengatakan festival ini adalah pengalaman luar biasa dengan banyak kegiatan yang menyenangkan, termasuk sepak bola es – olahraga yang ia belum pernah dengar sebelumnya.
“Saya pernah makan ikan hidup sebelum. jadi saya mengambil ikan dengan sumpit, lalu saya menutup mata dan memasukan ikan itu ke mulutku. Rasanya sungguh luar biasa,” katanya. “Pengalaman saya dari Festival Es Inje sungguh luar biasa dan merupakan acara kebudayaan yang mengagumkan.”
Sekitar 170.000 turis datang ke Inje untuk memancing es selama akhir pekan lalu dan sekitar 10.000 orang mengunjungi tempat itu setiap hari, kata Gilbert Kim, juru bicara kabupaten Inje yang mensponsori festival musim dingin.
Dia juga mengatakan sekitar dua lusin diplomat asing bersama anggota keluarganya datang dari Seoul, serta lebih dari 2.400 wisatawan, terutama dari Hong Kong, Taiwan, Thailand dan Singapura, datang ke daerah ini untuk memancing diatas es.
Kabupaten Inje mengharapkan bahwa jumlah pengunjung bisa mencapai 700.000 ketika festival sembilan hari berakhir pada hari Minggu, kata Kim.
“Festival ini dapat merevitalisasi perekonomian di kabupaten itu karena diperkirakan menghasilkan lebih dari 12 miliar won (US $ 10 juta) untuk sebuah kabupaten dengan anggaran tahunan sebesar 260 miliar won,” kata Kim.
Inje juga merupakan daerah asal kuil Baekdam di Gunung Seorak di mana mantan Presiden Chun Doo-hwan dan istrinya tinggal selama lebih dari dua tahun di pengasingan di akhir 1980-an. Masa Kepresidenannya ternoda oleh tindakan kekerasan berdarah terhadap pemberontakan pro demokrasi pada tahun 1980an.
0 coment:
Posting Komentar