Let's Learn Korea

시계

Sabtu, 24 Maret 2012


  • Title                  : 우리 , 우리의 , 우리의 사랑 (our house, pur dream, our love)
  • Nama Author   : micha-chan
  • Main Cast        : kim jonghyun, lee ae cha
  • Other Cast       : lee jinki, lee taemin
  • Genre               : romance
  • Rating               : T
  • Length              :oneshoot
                                                                        ae cha pov
“noona … kaja! ” terdengar suara taemin yang sudah lebih dulu siap di depan rumah. Hari ini adalah hari pertama kami bersekolah di Chinju, karena itulah dia sangat bersemangat. “joheun achim sae(sapi). hari ini aku mulai bersekolah di Chinju. Lihat, seragamku bagus kan? Sampaikan pada jonghyun, aku akan menjadi idol sesungguhnya” kataku pada sae sebelum aku pergi  segara keluar menemui dongsaeng  satu jam ku yang sudah hampir berjamur diluar. “eomma, nan kallke”  Kami berjalan bersama menuju sekolah.
Chinju art high school sudah menjadi bagian dari hidup kami. Semua keluarga kami adalah bagian dari Chinju.  Appa adalah direktur  Chinju, dan eomma dulunya adalah guru dance. Tapi setelah mengalami kecelakaan yang membuat kakinya tidak dapat bergerak lincah lagi, ia berhenti  menjadi guru dan memilih berada di rumah.
            Walau orang tua kami adalah bagian dari Chinju, bukan berarti kami tidak butuh perjuangan untuk menjadi murid di sekolah ini. Kami berlatih siang malam hanya untuk mewujudkan impian kami menjadi idol. Dan inilah kami sekarang, murid Chinju art high school, sekolah seni terbaik di Korea.
             “noona ….. noona… lihat itu! Hyung itu! Suaranya bagus banget! Style dancenya juga lumayan..” taemin  menarik tasku memaksaku melihat orang yang ia maksud. “ne, ne, eodie??” tanyaku mencari apa yang dia maksud. “cheoge…(itu)” dia menunjuk kearah seorang namja  dalam ruangan berdinding kaca yang sedang berlatih menyanyi dan diiringi dengan beberapa gerakan dasar  dance.
“suaranya lembut, mukanya juga imut..hhehe”
“ya noona, kenapa yang dilihat mukanya…. Lagipula masih imutan aku lagi..”taemin merasa tersaingi. Selama ini dia dikenal dengan baby taemin disekolah.
“kamu memang imut, tapi mukaku dan mukaku kan hampir sama, jadi bagaiku sunbae itu lebih imut darimu.”
“tapi noona, aku akan lebih keren dari hyung itu saat aku debut nanti” ucap taemin dengan tampang serius yang membuatnya sedikit lebih dewasa dari biasanya tapi tetap saja tidak bisa menutupi image aslinya yang cute.
            “ya! Kau kan belum  belajar apa-apa disini! Belum apa-apa sudah sombong… dasar kau ini… ”aku menjitak kepalanya  bercanda.   Saat aku bermain dengan taemin, muncul seseorang yang ternyata adalah sunbae yang tadi sedang berlatih. Kupikir dia terganggu karena kami.
            “annyeonghaseyo sunbaenim. Kami murid baru disini” kami membungkuk memberikan hormat padanya.
            “annyeong, kenapa kalian bisa disini?”
            “waktu aku berjalan-jalan, aku melihat sunbae sedang latihan. Sunbae terlihat sangat keren!” taemin menceritakan  kejadian yang terjadi.
            “jinja? Aku sedang berlatih untuk audisi idol yang akan diadakan minggu ini, gomawo atas pujiannya.”
“semoga kau berhasil  sunbae, mianhae, kami mengganggu latihanmu”
“gwaenchana… tapi siapa nama kalian?”
“nan lee taemin iyeyo  dan ini kakak satu jamku lee ae cha” taemin memperkenalkan diri kami dengan semangat. Dia memang selalu bangga saat memperkenalkan diri kami yang terlahir kembar. Ya, mungkin itu karena di korea jarang ada orang yang terlahir kembar. Terutama karena dia memiliki noona yang sangat cantik sepertiku, haha itu kata taemin waktu kita masih sd dulu.
“ kyeopta… pantas saja wajah kalian benar-benar mirip… jinki  imnida”kata sunbae itu.
“bangapseumnida sunbaenim” kataku dan taemin bersamaan. Pembicaraan kami berakhir saat terdengar sebuah penggumuman dari sound system yang ada di pojok dinding-dinding sekolah.
“pemberitahuan untuk semua  murid Chinju art school harap segera berkumpul di aula  karena  idol conference akan segara dimulai”
            “apa itu idol conference?”
            “oh, itu adalah acara  dimana kita bisa bertemu dengan para alumni yang sudah sukses” jinki sunbae menjelaskan panjang lebar  tentang idol conference.
            “wow, aku baru menyadari, sekolah ini benar-benar keren! sunbae, noona kaja!” taemin benar-benar bersemangat hari ini. Dia berlari untuk menuju aula sedangkan  aku dan jinki sunbae berjalan cepat dibelakangnya.
                                                            **********
                                                                   JINKI POV

Saat aku sedang berlatih untuk audisi idol, aku mendengar suara ribut dari luar. Kulihat seorang yeoja dan namja sedang bercanda ,mungkin. Saat aku menghampiri mereka, ternyata mereka adalah hobae kembar  yang sedari tadi memperhatikanku berlatih.  
“semoga kau berhasil  sunbae, mianhae  kami mengganggu latihanmu”yeoja itu benar-benar cantik, matanya lumayan lebar dan bibirnya kecil dan tipis. Kecantikan alami yang benar-benar memesona.
Kami bertiga pergi bersama ke aula untuk melihat idol conference.  Berjalan bersama, langkah pertama untuk mendapatkan hatinya. Gomawo lee taemin, kau mempertemukanku dengan seseorang yang  melunakkan hatiku.
                                                ********* 
            “bagaimana? kau setuju?”
            “baiklah , terima kasih atas waktunya” jonghyun membungkukkan badannya pada seseorang yang ada dihadapannya.
            “mulailah pukul 7 malam ini, kau bisa bersiap-siap sekarang!” ucap orang itu sebelum pergi meninggalkan jonghyun.
            “baik sajangnim, kamsahamnida” jonghyun kembali membukkukkan badannya dan segera pergi meninggalkan tempat itu  setelah orang itu pergi.
            “ahh, akhirnya…..aku bisa memulai karirku dari sini, fighting jjong” ucapnya pada dirinya sendiri.


                                                            JONGHYUN POV
            Aku bisa mulai bekerja saat ini, meski hanya di sebuah kedai es krim kecil tapi paling tidak aku tidak lagi harus berlari atau kehilangan alat musikku saat operasi  jalanan. Seandainya ae cha bisa ada disini dan memberikan semangat padaku, mungkin saat ini aku  sudah bisa bernyanyi  dipanggung yang sesungguhnya.

~ Flashback ~
            ”wow, kita punya mimpi yang  sama!!” jonghyun
“aecha ya, bagaimana kalau kita berjanji”
“janji untuk apa?”
“janji kalau kita harus saling membantu untuk mewujudkan mimpi kita”
“di masa depan nanti aku ingin kita bernyanyi bersama, kau mau kan?”
“ ne, joahae, setelah mengumpulkan uang, kita buat rumah seperti rumah in ya…”
            “kalau gitu kita harus menabung dari sekarang”
            “ne, mulai besok kita tabung uang kita. Aku akan  bawa tabungan sapi ku kesekolah”
            “ kalau uangnya hilang??”
            “taruh disana saja…” micha menunjuk kearah pera[ian kecil di tengah ruangan.
“yakso!!!”  kami  saling mengaitkan  kelingkiing kami sebagai tanda dimulainya perjuangan baru kami.
~ flash back end ~
            Hari itu saat terakhir aku bertemu dengan ae cha, anak perempuan yang kukenal saat aku menerima hukuman. walaupun dulu aku masih seorang anak sd yang berpikir bahwa janji hanyalah permainan, tapi tidak pernah sekalipun terpikir olehku untuk melupakan hari itu. Sekarang aku tidak tahu dimana dia berada tapi aku masih yakin dia akan menjadi penyanyi sesungguhnya, karena itulah keinginan untuk berada dalam satu panggung dengannya belum bisa kuhilangkan.
            “jonghyun, sudah saatnya kau tampil” kedatangan salah satu staff kedai membuatku tersadar dari lamunan masa laluku. Aku segera beranjak pergi  dari ruang tunggu pegawai.
            “Selamat malam para pengunjung, aku adalah penyanyi baru disini, malam ini saya akan membawakan lagu   ‘so I’ yang dipopulerkan oleh super junior. Semoga dapat membuat anda nyaman”
Arayo, midoyo chodnune  banhandan gu mal
Achime nunul tumyon ojedbam kumsuge geudae
Negerowa ibmachudon gunukkim geudaero
Ajig nama, gyesog nama onjongil geudae Senggage udjeo…..
            Hari ini adalah debut karirku, lagu ‘so I’ dari super junior aku bawakan dengan sebaik mungkin. Entah  apa yang ada dalam pikiran para pengunjung yang sekarang diam melihatku. Yang ada dalam pikiranku hanyalah keberhasilanku debut sebagai seorang penyanyi. 


            “jonghyun ssi, setelah setahun  kamu bekerja disini, kedai ini  menjadi sangat ramai, mereka semua pergi ke kedai  ini hanya untuk melihatmu bernyanyi, bahkan sekarang kau memilikii fansclub. Chukhae…” kata pemilik kedai saat memanggilku untuk mengambil gaji pertamaku setelah sebulan bekerja.
            “benarkah sajangnim? Saya tidak sehebat itu hingga memilikii fans? Tapi saya berterima kasih karena atas pujiannya, saya akan berusaha lebih keras” ucapku, aku benar-benar tidak menyangka akan memiliki fansclub sendiri hanya dengan menyanyi di cafe.
“bagus kalau begitu, ini gajimu bulan ini, terimalah”
“kamsahamnida sajangnim”
“ya, sekarang kau boleh pergi” aku membungkuk pada direktur dan pergi keluar ruangannya.

                                                            AE CHA POV
            “ae cha-ya, nan…nan  neol joahae”
            “ne?”
            “nan neol joahae, aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu. Bagaimana denganmu?” jinki sunbae menatapku lekat-lekat. Tatapannya yang dalam dan tulus itu membuatku bingung. Ia selalu baik padaku dan membantu aku dan taemin saat kami sedang dalam masalah. Tapi hatiku masih menunggu seseorang yang pernah mengisi hari-hariku, jonghyun-ah.

~ Flashback ~
Hhhuhhuhhu…(suara nangis)
“omo, ae cha waeyo??”
“anhiya..” aku berbalik menghadap ke tembok. Aku tidak ingin jonghyun melihatku menangis, tapi aku tidak bisa. Air mataku terus keluar hingga membasahi seragamku.
“gwaenchana kalau itu rahasia,tapi kalau kau mau bercerita padaku aku mau kok mendengarkannya, kita kan sudah bersama-sama disini, jadi kalau punya masalah, kita juga harus berbagi” jonghyun terus membujukku menceritakan masalahku.  
“hhuhhu, eomma…eomma sakit…kakinya cidera saat dia menari (dance)”
“sudahlah, jangan menangis lagi….” “eomma mu akan sembuh kembali, dia tidak mungkin membiarkanmu sedih. percayalah padaku, ayo kita makan” jonghyun membuka kotak makan berbentuk keurong (tokoh naga kecil teman pororo) dan memberikan sebuah sumpit padaku.
“ shiro….”
“waeyo???”
“aku tidak lapar”
“ya! Kau harus makan! Kau mau melihat eomma mu sakit lagi karena melihatmu terlihat kurus karena memikirkannya?”
Aku menggeleng
“kalau begitu makanlah bersamaku, hari ini aku membawa bibimbab, makanan kesukaan kita” aku berusaha memberikan senyumanku pada jonghyun, tapi aku tidak berhasil. Aku masih sedih karena eomma cidera saat mengikuti kompetisi dance.
“janji ya kalau ada yang mau kau ceritakan, ceritakan saja padaku. Aku kan selalu bersamamu” ucap jonghyun sambil mengunyah makanan, tampangnya lucu sekali saat itu.
“walau kita sudah lulus sd? kata kakak –kakak yang kutemui di toko es krim, saat kita besar nanti, akan ada sangaaat banyak masalah.” Tanyaku lagi, aku tidak tahu mengapa kata-kata itu keluar dari mulutku
“ne, bahkan sampai kita manjadi dewasa” katanya dengan yakin.
“tapi kan kita sudah tidak bisaistirahat di rumah ini lagi…”
“kita cari rumah yang lebih keren lagi, dan yang cukup untuk kita makan siang”
 ~ flashback end ~

Dia tidak akan kembali. Bagaimana bisa kau menunggu orang yang sudah meninggalkanmu tanpa berpamitan. Aissh, kenapa hatiku tetap yakin bahwa dia akan kembali. Aku menepuk nepuk dadaku yang tidak sakit.
“ae cha-ya??bagaimana?”jinki sunbae membangunkanku dari lamunanku.
“ne?”
“bagaimana perasaanmu padaku?” dia mengulanginya dengan sabar walau dia tahu aku tidak mendengarkan perkataannya berkali-kali.
“aku sangat berterima kasih sunbae menyukaiku. Tapi saat ini di hatiku sudah ada  seseorang yang lain. mianhaeyo sunbae” aku sangat takut mengucapkan hal ini pada orang yang sangat baik padaku. Tapi aku benar-benar harus mengatakannya karena aku tidak mau sunbae sakit hati setelah kami resmi berpacaran. Jeongmal mianhaeyo sunbae.
“ah,begitu kah? Baiklah kalau begitu,aku tidak akan memaksamu. Kalau begitu, kau harus mengabulkan satu permintaanku! Jebal….” Terlihat jelas raut muka jinki sunbae sangat kecewa pada jawabanku. Hal itu kulakukan untuk kebaikanmu sunbae, mohon mengertilah.
“mwoneundeo?”
“maukah kau menjadi adikku dan memanggilku oppa?” kali ini ia menunjukkan raut muka memelas. Kupikir, aku akan jadi orang terjahat bila aku tidak berkata ya, pada orang sebaik jinki sunbae. Jadi kuputuskan untuk menerimanya.
“ne, oppa... mulai sekarang aku ada adikmu” jawabku dengan senyuman termanisku. Aku tidak ingin dia kecewa karena aku.
“aaa, gomapta ae cha-ya….” Jinki oppa tiba-tiba memelukku sangat erat.
“saranghaeyo dongsaengie….” Dia mengelepas pelukannya dan mengacak rambutku. Aku bersyukur ia cepat melepaskan pelukannya. Jika tidak, aku bisa pingsan karena dipeluknya.
“ne, oppa chonman. Tapi oppa jangan memelukku seperti itu lagi, aku tidak dapat bernapas karena kau memelukku sangat erat”
“ah, mianhaeyo dongsaengie..”
“ayo kita pergi dan membeli es krim aku tahu ada kedai es krimyang menjual es krim yang enak di  jeollanam”
“benarkah?? bolehkah aku mengajak taemin juga?” 
“uhmmm… lain kali kita ajak taemin juga, tapi kali ini kau dan aku saja ya..” jinki oppa memasang muka memelas lagi. Muka itu membuatku tidak dapat menolak.
“baiklah, hari ini aku akan menghabiskan hariku dengan oppa baruku, kaja oppa!” pada akhirnya hanya kami berdua yang pergi.
                                                *********
                                                JINKI POV
Meski baru saja mendapat penolakan dari ae cha. aku tetap ingin menghabiskan hari ini bersamannya, walau bukan sebagai namja chingunya. Aku mengajaknya pergi membeli es krim di toko yang baru kulihat di jeollanam..
Kami turun di sebuah halte di kawasan jeollanam, berjalan menuju sebuah kedai es krim yang berada tak jauh dari halte bis tempat kami berhenti. Kedai es krim berdinding cream yang dipadu dengan kertas dinding berwarna coklat orange yang membuat kedai ini benar-benar menarik.
Saat kami masuk kedalam, kami tidak bisa menemukan tempat yang kosong. Sampai akhirnya ada seorang pelayan yang menghampiri kami
“eoseo eoseyo, anda bisa duduk disebelah sana, masih ada tempat untuk couple disana” kata pelayan kedai itu sambil menunjukkan kursi di bagian pojok kedai. Omona, dia berkata kursi untuk couple, dia mengira aku adalah pacar ae cha. Aku benar-benar senang mendengarnya.
“ ku dengar dikedai ini ada seorang penyanyi yang sangat terkenal. Pasti semua pengunjung disini adalah fans si bling-bling jjong yang mereka bicarakan itu” kata ae cha saat kami sudah duduk di kursi kami.
“ mungkin, aku jadi semakin penasaran  hebatnya dia”  “ah, oppa! Bagaimana kalau oppa  bernyanyi di panggung itu. aku akan lihat, apakah SM benar-benar memilih calon artis yang berbakat!”
“baiklah, untuk adik ku yang sangat kusayangi, ayo kita pesan es krimnya” aku mengacak rambutnya. Ya, apapun akan kulakukan untukmu ae cha.
  “ne” aku tersenyum padanya kemudian memalingkan wajahku danmelambai pada pelayan kedai itu.
“chocho factory” “treasure hunter” kami menyebutkan es krim yang kami pesan pada pelayan tersebut saat dia datang
“baik, silakan menunggu” pelayan itu membungkuk pada kami dan kemudian pergi.
Saat pelayan itu kembali dengan dua mangkuk es krim pesanan kami, aku teringat janjiku untuk menyanyi di panggung itu.
“chogi..” kataku saat pelayan itu akan pergi.

“ne?” pelayan itu kembali menghampiri meja kami.
            “aku ingin bernyanyi dipanggung itu. Bisakah?”
“saya akan memberitahu atasan saya, siapa nama anda?”
“onew”
“baik tuan onew, nanti saya akan bicarakan pada atasan saya, silakan menunggu”

                                                AECHA POV
“kyaaa… bling-bling jjong saranghae.. ” gadis-gadis itu, suara mereka hampir membuat jantungku berhenti karena kaget. Untung saja kedai ini adalah kedai untuk remaja, mayoritas pengunjungnya anak-anak muda. Jika kedai ini diperuntukkan untuk umum, dan ada kakek-kakek yang berkunjung disini, mungkin dia sudah mati karena sakit kaget. Hhuuh, aku jadi semakin penasaran sehebat dan sekeren apa dia. 
 “annyeonghaseyo yeoreobeun, hari ini saya akan menyanyikan ‘Timeless’ yang pernah dibawakan oleh oleh zhang li yin dan junsu. Selamat mendengarkan”
            “oppa, lihat dia suaranya sangat bagus! Pantas kalau yeoja-yeoja itu menyukainya..” aku berbisik pada jinki oppa yang focus mendengarkan suara penyanyi itu.
            “lihat saja nanti, calon idol SM ini punya suara yang  lebih bagus daripada dia!”
            “benarkah? Baiklah kita lihat nanti”
            “tapi kau harus membantuku ae cha” kata-katanya ini membuatku bingung.
            “ untuk apa?”
            “nanti aku akan kuberitahu saat aku sudah berada disana” katanya sambil menunjuk kea rah  panggung. Apa yang dia maksud??
            “pengunjung sekalian, hari ini kita kedatangan tamu yang akan menghibur kalian dengan suaranya, onew it’s your turn” onew berdiri dari kursinya dan berjalan ke panggung, tapi baru beberapa langkah ia berjalan ia membalikkan badannya dan meraih tanganku.
            “waeyo?”
            “bantu aku, tadi kau sudah janji kau akan membantuku”
            “mwo? Kapan aku berjanji?”
            “sudahlah ayo ikut” pengunjung dalam kedai itu saling berbisik, menatap kami dengan tatapan yang aneh. Mungkin mereka masih ragu dengan kemampuan kami, setelah kami tampil pasti suasananya akan berubah, hiburku pada diriku sendiri
            “ annyeonghaseyo, ini adalah kesempatan pertama kami untuk  bernyanyi disini, kami  bernyanyi ‘Holding back the tears’ dari DBSK. Selamat mendengarkan”
            “oppa ajak si bling-bling itu juga, lihatlah muka fansnya. Mereka tidak mau waktu idolnya terpotong oleh kita” bisikku pada onew sebelum kami bernyanyi.
            “baiklah biarkan dia bernyanyi dengan piano itu” setelah mendengar jawabannya, aku pergi dan memberitahukan niat kami pada si bling-bing. Ia menatapku dan menjawab dengan anggukan. Omo tatapan itu, seperti pernah kulihat sebelumnya.
            Suara lembut dari piano yang dimainkan bling-bling namja dan   gitar  jinki mengiringi suara merdu bling-bling namja yang menyanyikan bait pertama lagu ini. suara lembut jinki oppa membuat part yang dinyanyikan yoochun menjadi sangat indah. Aku sedikit ragu untuk menyanyikan lagu ini, semua part dalam lagu ini dinyanyikan oleh namja dan tidak ada satupun dari mereka yang memiliki jenis suara sepertiku. Meski aku tidak yakin aku bisa, tapi aku tetap berusaha menyanyikannya dengan sepenuh hati. Aku ingat seseorang yang pernah menyuruhku untuk itu.
 Kami berhasil menyeselesaikan lagu itu hingga bait terakhir. Tepuk tangan dari pengunjung membuatku yakin aku telah berhasil menyanyikannya. Seandainya jonghyun juga bernyanyi bersama kami disini. Melakukan debut kami disebuah kedai es krim. Ah, pasti sangat menyenangkan.
Begitu turun dari panggung, aku langsung menulis beberapa kata di handphone dan mengirimkannya pada taemin. Aku ingin lihat bagaimana reaksinya membaca sms dariku.
  To: Dongsaeng satu jam
Ya! Apakah kau tidak iri padaku? Aku melakukan debutku hari ini bersama jinki oppa
disebuah kedai es krim dan mereka suka dengan suaraku. Sepertinya aku akan segera
menjadi idol, dan mendahului mu...
Saranghaeyo taemin :P (mehrong)
“Kalian bernyanyi sangat baik…” bling-bling namja tiba-tiba berada di belakangku.
“o(kaget), kau mengagetkanku. gomowo..kau juga penyanyi yang hebat” ucapku sambil membungkuk untuk menghormatinya.
“nan  jonghyun-i yeyo, ban gawoyo” dia memperkenalkan dirinya. Omona, tadi dia berkata bahwa dirinya adalah jonghyun? apakah dia benar-benar jonghyunku?
“neo.neoya...kim..jong.”aku tidak tahu kenapa tiba-tiba aku tidak bisa berbicara dengan lancar. Belum sempat ku selesaikan bicaraku, handphoneku berbunyi. Dari taemin, ada apa dengannya?
            “mianhaeyo, chankamman” Aku segera pergi dan mengangkat telepon.
“yeoboseo”

“ noona kau jahat sekali, kenapa kau tidak mengajakku juga!!, lalu kenapa kau pergi bersama hyung, dan memanggilnya oppa?apakah kau pacaran dengannya sekarang?” pertanyaan-pertanyaan taemin makin membuatku pusing.ah betapa pabonya aku, kenapa aku memberitahunya tadi.
            “ya, tutuplah teleponnya aku akan menceritakannya dirumah. Sekarang aku sedang sibuk. Annyeong, saranghaeyo taemin..” aku menutup teleponya lebih dulu, karena aku takut dia akan berbicara semakin banyak jika aku  menunggunya menutup telepon.
“ae cha, mereka bilang, mereka mengizinkan kita untuk bernyanyi disini kapanpun kita bisa. mungkin aku tidak bisa menemanimu karena aku harus focus pada training, tapi kamu bisa mengajak taemin juga. Bagaimana menurutmu?”  kata jinki oppa saat kami dalam perjalanan kembali ke seoul.
“nan joahae, gomawoyo oppa”
            Selanjutnya, kami mengisi sisa waktu perjalanan dengan tidur. Hari yang sangat melelahkan.
                                                **********

                                                JONGHYUN  POV
 Gadis yang bernyanyi itu benar-benar mirip dengan ae cha. peristiwa di kedai tadi semakin membuatku yakin bahwa dia adalah ae cha. mungkinkah dia benar-benar ae cha? semoga dia akan datang lagi ke kedai besok.    

                                                AUTHOR POV
 Jonghyun pergi ke kedai dengan penuh semangat. Bukan semangat untuk bekerja, tapi semangat  dia akan menemukan sebagian dirinya yang hilang. Jonghyun menunggu ae cha sampai kedai itu tutup, tapi orang yang ditunggunya tidak muncul. Dia menunggu ae cha di kedai itu 7 hari berturut-turut. Tapi tetap saja tidak ada hasilnya.
“hey jonghyun, ada apa denganmu? Kenapa kau selalu menunggu sampai kedai tutup?” Tanya pelayan yang bekerja di kedai itu
“  aniya, aku hanya ingin menghabiskan waktu disini” jawabnya singkat. Ia terus kea rah menatap pintu masuk, berharap gadis yang ditunggunya segera datang.
Di hari ke 8 jonghyun melihat sosok yang sangat ingin ia temui. Begitu gembiranya jonghyun, tak sadar ia memanggil nama ae cha  ditengah penampilannya.
“ae cha ya…apakah kau tahu berapa lama aku menunggumu disini?”  semua orang yang ada di kedai itu hanya dapat membisu melihatnya. Mereka mencari dimana orang yang dimaksud.
Ae cha hanya bisa berdiri mematung di depan pintu masuk. Ia menatap lekat-lekat sosok yang ia impikan kehadirannya. 
            “Ae cha mianhaeyo, saat itu umma menyuruhku untuk pindah sekolah karena kami tidak punya cukup uang lagi untuk bersekolah di sekolah kita. Aku tidak bisa menolak permintaan ibuku karena dialah satu-satunya keluarga yang ku punya. Sejak saat itu aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Dan  saat  ini, aku baru menyadari bahwa aku sangat menyayangimu. Ka jima, saranghaeyo ae cha” jonghyun mengeluarkan semua isi hatinya saat itu juga. Ia berharap ae cha mau memaafkan dan menerimanya kembali. Ia turun dari panggung dan pergi menuju ae cha yang terpaku melihatnya.

Belum sempat ia bertatap muka dengan ae cha, ae cha sudah berlari dan meniggalkan kedai es krim itu.

                                                            AE CHA  POV
Paboya…. Kenapa kau malah meninggalkannya?bukankah kau ingin bertemu dengannya?bukannya kau sudah menunggunya selama bertahun tahun. Aku tidak dapat membendung air mata yang keluar. Entah air mata sedih, kesal, atau bahagia kah yang keluar dari mataku, yang ku rasakan hanya aku ingin menangis saat ini.
“ae cha ya…..” jonghyun berlari kearahku. Aku membenamkan wajahku di tas rangsel yang aku bawa, aku tidak sanggup  melihat wajahnya.
“ya, ayo ikut aku!” dia menarik tanganku, dan memaksaku masuk kedalam bis. Ia terus memegang tanganku walau kami sudah mendapatkan tempat duduk. Jangan pernah lepaskan tanganmu , nado saranghayo. ingin rasanya aku mengucapkannya dengan mulutku, tapi nyatanya mulutku terus membungkam dan menolak berbicara.
Kami turun di halte di kawasan halla san. Dia terus membawaku naik, sampai kami berada di depan sebuah rumah dengan design arsitektur yang sangat imut, persis seperti rumah-rumahan yang biasa kami tempati saat istirahat makan siang. Rumah kecil yang membuat kami menjadi sedekat ini. Omona, dia kah yang membuatnya?
“ru..rumah ini, kau kah yang membuatnya?”tanyaku, akhirnya mulutku mau berkompromi juga.
“ne, aku membuatnya dengan uang hasil bernyanyi di kedai. Karena aku yakin aku akan menemukanmu, jadi aku membuatnya” dia menjawabnya dengan malu-malu. Wajahnya benar-benar tampan saat itu.
“ya! Nappeuda!” aku memukulnya kesal
“ bagaimana bisa kau lakukan semua ini? Padahal aku sudah susah payah mengisi sae sampai dia sangat gemuk. Lalu, Kenapa juga kau tidak berbagi masalah ini denganku?”
“benarkah sae menjadi sangat gemuk? Letakkan saja dia disini lalu kita belikan saudara untuknya juga supaya dia tidak kesepian.”huh bagaimana bisa dia  memasang mimik wajah  seperti itu disaat-saat seperti ini. Paboya..
“jonghyun, jawab dulu pertanyaanku!” mimik wajahnya berubah menjadi sangat serius.
“ mianhaeyo, aku hanya tidak mau terlihat menyedihkan didepanmu. lagipula kau sudah membantuku mewujudkan impianku, jadi aku akan membantumu juga. Nan saranghaeyo ae cha” dia memelukku, aku membiarkannya memelukku.
“nado Saranghaeyo, jonghyun-ah” bisikku ditelinganya, aku merasakan air mataku keluar untuk yang kedua kalinya dalam hari ini. Dasar nappaeun namja, kau berhasil membuatku menangis dua kali dalam sehari.   Tapi aku tidak mau kehilangan nappeun namja sepertimu. Saranghaeyo jonghyun ah.

                                                                         ~KKUTESSO~

0 coment:

Posting Komentar

 
Free HTML Blog 4u